Kamis, 06 Januari 2011

artikel

ARTIKEL
Melestarikan Pencak Silat Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Tujuan yang disertai harapan-harapan luhur bagi terbentuknya sebuah pelestarian nilai-nilai budaya nusantara sangat lah di perlukan, seperti laju perkembangan salah satu olah raga yang mengandung banyak nilai-nilai budaya bangsa. Ditengah keaneka ragaman yang kita temui, Negara kita juga kaya akan keaneka ragaman baik hayati adat istiadat dan juga seni budaya. Salah satu yang ada di dalamnya adalah seni budaya pencak silat dengan berbagai keunikan di dalamnya.
Sebagai contoh Indonesia tercatat menjadi akar kebudayaan ini dan diakui memiliki sejarah ilmu beladiri dan seni pencak yang lahir berabad-abad tahun lalu seperti Aliran Cimande, Silat Tuo, Silat Kumanggo, Silat Minang, Cikalong, Cikaret, Serak, Bandrong, Sitembak, Sipecut, dll. Dalam hal ini pencak silatlah tentunya yang menjadi sorotan utama jika kita akan membahas pentingnya sebuah pelestarian khususnya dalam konteks olah raga prestasi bagi generasi muda.
Namun, lain hal fenomena yang kita hadapi di dalam negeri, dalam upaya mendukung kegiatan tersebut di tengah generasi muda sudah semakin sempit, apalagi sulitnya memasukan sebuah kurikulum olahraga pencak silat di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Tak ayal akibatnya bisa kita lihat, kejayaan Seni Budaya Pencak Silat yang dimiliki oleh Indonesia sudah semakin surut dan yang mempriatinkan yalah generasi muda sudah seakan kurang peduli terhadap asset Seni Budaya yang dimiliki oleh bangsanya sendiri.
Maka, Setiap jajaran Pencak Silat dan semua pihak yang terkait di luar itu termasuk dalam hal ini peran sekolah atau dunia pendidikan berkenan untuk turut ambil peran masing-masing untuk saling bekerjasama dan mendukung dan dilakukan secara terus menerus. Bahwasannya, Pecak Silat adalah bidang lain yang seharusnya juga mendapat kesempatan memposisikan dirinya dalam penanggulangan ini, di samping sebagai olah raga prestasi. Kini sudah saatnya sekolah memiliki pandangan lebih luas terhadap kegiatan kesenian-olahraga di sekolah dalam mata pelajaran intra dan ekstra.
Sekolah juga seharusnya mempertimbangkan minat, bakat, hobi siswa yang sangat bervariasi dan diberi wadah mengikuti perkembangan jaman. Hobi adalah kompetensi yang memerlukan pengembangan yang memiliki hubungan ke arah profesi di kemudian hari. Sekolah dalam hubungan dengan kehidupan harus dapat memberikan respon, mempertimbangkan, serta bersedia untuk turut serta memperhatikan hal ini dalam jangka panjang ke depan dan sebelum itu perlu kiranya membahas peranan perguruan sebagai media transfer pengetahuan dalam pembinaan prestasi olah raga-Pencak Silat di sekolah.
Apakah karena kurang paham tentang Seni Budaya Pencak Silat atau apa itu silat? Apakah karena mereka memang sudah tidak perduli lagi terhadap budaya sendiri? Hal ini yang patut kita bahas bersama dalam sebuah pembicaraan meja bundar di sekolah antara Perguruan sebagai wakil dari misi pelestarian Seni Budaya Pencak Silat, pihak Sekolah (komite sekolah) dan juga orang tua murid atau masyarakat.
Lambat laun, hal itu kemudian memasuki kebijakan pengembangan potensi bagi siswa-siswa di sekolah dengan anggaran yang tidak sebanding dengan pengembangan kesenian. Contoh nyata, pembangunan sarana olah raga lain yang jauh mengalahkan ketersediaan sarana berekspresi kesenian budaya olah raga (Pencak Silat). Bahkan terkadang lebih tragis, jika hal itu sampai juga mengalahkan kepentingan yang paling mendasar seperti perpustakaan.
Dari segi fisik, Pencak Silat tidak hanya melatih otot-otot kita saja, tetapi juga organ dalam seperti darah, kulit, tulang, dll. Di dalam Pencak Silat, aspek kekuatan tidak hanya ditimbulkan dari kekuatan tenaga saja, tetapi juga menimbulkan kekuatan yang disebut tenaga ledakan. Di samping power, kita juga melatih stamina atau daya tahan kita.
Bila kita bicara mengenai olah raga secara umum, maka tidak bisa lepas membicarakan mengenai stamina ini. Di dalam Pencak Silat, kita melatih berbagai macam stamina yang tidak terdapat dalam jenis olah raga lainnya :
1. Stamina dinamis.Tidak seperti stamina statis seperti pada olah raga lainnya seperti angkat besi, pencak melatih stamina kita untuk bergerak aktif.
2. Stamina dari seluruh tubuh.Pencak Silat melibatkan seluruh bagian tubuh kita. Kebanyakan olah raga lain menitik beratkan pada salah satu atau beberapa bagian tubuh saja. Pelatihan termasuk kelenturan dan koordinasi gerak serta keseimbangan disamping nilai estetikanya.
3. Stamina dari metabolisme aerobic (oxygenic) dan anaerobic.Pencak Silat merupakan olah raga yang memiliki kombinasi metabolisme aerobic dan anaerobic. Tidak seperti dalam olah raga marathon yang 98% membutuhkan metabolisme aerobic.
4. Stamina terhadap kecepatan.Dalam peragaan serang bela dibutuhkan stamina kecepatan yang tinggi dan percepatan / impulse yang terkendali.
5. Stamina terhadap daya tahan pukulan.Hal yang specific untuk jenis olah raga bela diri, yang mana kita perlu juga melatih ketahanan terhadap pukulan dan bantingan.
Disamping itu, Pencak Silat juga memiliki kelebihan dalam membina jiwa / mental kita, yang membedakannya dari jenis olah raga lainnya :
• Menambah kepercayaan diri
• Melatih mental dan pikiran kita
• Menimbulkan kewaspadaan yang tinggi
• Memupuk kegesitan dan kelincahan mental
• Lebih menumbuhkan jiwa kesatria
• Meningkatkan kedisiplinan dan keuletan
Dari segi pengetahuan, kita juga akan lebih mengenal dan mengetahui bagian-bagian tubuh kita baik fungsi serta kelebihan dan kelemahannya. Dalam tingkat yang lebih tinggi, kita bisa merasakan adanya aliran energy melalui saluran energy (meridian) kita. Hal yang terakhir ini sangatlah membantu kita untuk mempelajari tenaga dalam dan meditasi..
Di balik itu semua, ada kecenderungan untuk meraih publikasi yang luas melalui prestasi olah raga dan ini bisa menjadi ukuran keberhasilan sebuah sekolah. Berburu atau meminang calon atlet setiap tahun ajaran baru dilakukan untuk membela tanah air bernama sekolah diperlukan untuk event olah raga Porseni. Kontinuitas pembinaan olah raga prestasi di Sekolah muaranya akan melahirkan atlet pembela nama daerah, nama bangsa dan negara. Semangat sekolah semacam ini -tidak hanya dalam bidang olah raga — membuat posisi kesenian – dan pelestarian kebudayaan bangsa sekolah menjadi sebuah pertanyaan bagi kita.
Apa itu Pencak Silat ?
Beberapa waktu lalu, seperti yang pernah di muat oleh satu wartawan Surat kabar Kompas bahwa PENCAK SILAT merupakan seni bela diri produk Melayu yang keberadaannya patut untuk di lestarikan. Ketua Persilat (Persekutuan Silat Antar Bangsa), Eddie M Nalapraya mengakui hal itu. Ditegaskan salah satu program utama dari IPSI (Ikatan Pencak silat Seluruh Indonesia) adalah terus menerus memasyarakatkan Pencak Silat agar tak lagi dianggap sebagai seni bela diri yang ketinggalan jaman.
Pencak Silat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka berarti, permain-an (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, mengelak, dan sebagainya. Silat diartikan sebagai olahraga (permainan) yang didasari ketangkasan menyerang dan membela diri, baik dengan atau tanpa senjata. Bersilat adalah bermain (atau berkelahi) dengan menggunakan ketangkasan menyerang dan mempertahankan diri. Sedangkan Pencak Silat bermakna, kepandaian bertarung dalam pertandingan (atau perkelahian) seni bela diri khas Indonesia.
Dalam arti sesungguhnya, disepakati ada empat aspek yang terkandung dalam Pencak Silat. Yaitu sarana pembinaan mental spiritual, bela diri, olahraga, dan seni yang tidak dapat di pisahkan. Seperti tercermin dalam lambang trisula, di mana ketiga ujungnya mencerminkan unsur seni, bela diri dan olahraga, sementara gagangnya diyakini melambangkan pembinaan mental spiritual.
Sebagai seni, Pencak Silat merupakan wujud perilaku budaya suatu kelompok, yang di dalamnya terkandung unsur adat, tradisi, hingga filsafat. Hal itu menjadi penyebab perbedaan gerakan silat antara suatu daerah dengan daerah lainnya di Tanah Air ini. Demikian pula dengan jenis musik yang mengiringi gerakan-gerakan silat yang seperti tarian lemah gemulai tersebut.
Sebagai olahraga, dalam perkembangannya Pencak Silat melangkah menjadi suatu jenis ‘gerak-badan’, senam atau jurus yang dapat dipertandingkan. Perkembangannya kian pesat, setelah disepakatinya suatu aturan pertandingan olahraga pencak silat, seperti kelas peserta, luas arena, dewan pendekar, dewan hakim, ketua pertandingan, dewan wasit dan juri, lamanya pertandingan setiap babaknya, seragam pertandingan dan sebagainya.
Sebagai bela diri, pencak silat memang tumbuh berawal dari naluri manusia untuk melakukan pembelaan terhadap serangan fisik yang menghampirinya. Seseorang yang menguasai Pencak Silat (pendekar) diharapkan mampu melindungi diri dari setiap serangan, atau bahkan bisa mendahului menyerang untuk menghindari ‘kerusakan’ yang lebih besar.
Sulit ditunjukkan secara eksplisit produk dari pembinaan mental spiritual tersebut, namun banyak aktivitas lain yang dihasilkan seperti, penyembuhan spiritual, serta demonstrasi tenaga dalam, yang merupakan wujud dari keberhasilan latihan olah batin. Disamping itu Sebagai seni budaya Bangsa yang berlandaskan Pancasila, Pencak Silat harus berlandaskan kepercayaan terhadap “ke-Esaan Sang Pencipta.
Apalagi dengan beraninya beberapa guru menyimpulkan bahwa kesenian telah dipinggirkan -sebuah bentuk marginalisasi yang kontraproduktif pengembangan nilai lokal. Tapi, betapa bangganya sekolah-sekolah telah menganggap dirinya bertanggung jawab terhadap pengembangan nilai lokal, padahal sikapnya kurang memiliki komitmen dalam pengembangan nilai lokal dalam wujud karya estetis.
Usaha pemberdayaan generasi muda, meliputi pembinaan dan peningkatan partisipasi pemuda yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemuda sebagai insan pelopor penggerak pembangunan dan sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan memanfaatkan peluang untuk berperan serta dalam pembangunan.
Tujuan pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga pencak silat prestasi, adalah untuk mengembangkan dan menyelaraskan berbagai kebijakan pembangunan olah raga, serta memperkuat kelembagaan olah raga pencak silat dan Tujuan pembinaan dan pemasyarakatan olah raga pencak silat prestasi adalah untuk meningkatkan budaya olah raga, kesehatan jasmani, mental dan rohani masyarakat dan anak didik mulai dari pendidikan dasar, menengah hingga tinggi.
Selain itu, untuk mendorong dan menggerakan masyarakat agar lebih memahami dan menghayati langsung hakikat dan manfaat olah raga Pencak Silat sebagai kebutuhan hidup, meningkatkan kegiatan olah raga termasuk olah raga masyarakat dan olah raga tradisional, meningkatkan upaya pemanduan bakat dan pembibitan olah raga Pencak Silat sejak dini usia, serta mendukung upaya pencapaian prestasi olah raga.
Sedangkan tujuan peningkatan sarana dan prasarana olah raga Pencak Silat adalah untuk menyediakan, mengadakan, dan membangun sarana dan prasarana olah raga pencak silat untuk mendukung kegiatan pembinaan dan pengembangan olah raga, serta pencapaian prestasi olah raga Pencak Silat.
Sekarang yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah apakah sekolah kita sudah mampu menyediakan tempat yang tepat bagi para siswanya untuk dapat mengembangkan keahlian dan bakat, menimba pengalaman dan pengetahuan, tidak hanya sebatas dari segi akademis saja?
By Masezra danu lelana
Anggota Milist Silat Bogor
Dan Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia
http://lembahlawe.blogspot.com
www.silatindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar