Minggu, 21 Oktober 2012

DEMOGRAFI


Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti ’Demos’ adalah rakyat atau penduduk dan ’Grafein’ adalah menulis. Jadi Demografi adalah tulisan atau karangan mengenai penduduk. Istilah ini pertama kali dipakai untuk pertama kalinya oleh Achille Guilard dalam karangannya yang berjudul ’Elements de Statistique Humaine on Demographic Compares’ pada tahun 1885.

Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama atau etnis tertentu.

Demografi terus berkembang, Methorst dan Sirks membedakan masalah penduduk menjadi 2 yaitu secara kuantitatif dan kualitatif, namun pendapat ini kurang mendapat dukungan. Adolphe Laundry pada tahun 1937 menyarankan istilah PURE DEMOGRAPHY dan idenya mendapat sambutan positif. Pure demography atau demografi murni/formal adalah cabang ilmu demografi yang bersifat analisis matematik yang menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan. Setelah itu muncul ilmu-ilmu lain yang berkaitan seperti Social Demography, Demographic Sociology, Population Studies dll. 

Tujuan penggunaan demografi ada 4 yaitu:
1.   Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3.   Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4.  Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

Beberapa aplikasi penggunaan demografi antara lain;
·         kesehatan masyarakat (fertilitas dan mortalitas)
·         penggunaan tanah (pertumbuhan penduduk, dan distribusinya)
·         penggunaan sekolah, fasilitas umum (jumlah penduduk, struktur umur, distribusi penduduk)
·         pemasaran
·         ketenagakerjaan (jumlah penduduk, struktur umur dan distribusinya).
Pada awal abad 20, tampak bahwa tingkat kematian turun di berbagai Negara Barat dan tingkat kelahiran juga turun. Kondisi ini menimbulkan teori demografi yang utama yaitu : Teori Transisi Demografi. Transisi demografi pada dasarnya mengacu pada perubahan dari satu situasi stationary (saat dimana pertumbuhan penduduk 0) ke situasi lainnya. Menurut Blacker (1947) ada 5 phase dalam teori transisi demografi, dimana khususnya phase 2 dan 3 adalah phase transisi.

Tahap-tahap dalam Transisi Demografi:
1.   Tahap Stasioner tinggi
Tingkat Kelahiran: Tinggi
Tingkat Kematian: Tinggi
Pertumbuhan Alami: Nol/sangat rendah
Contoh: Eropa abad 14
2.   Tahap Awal perkembangan
Tingkat Kelahiran: Tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat Kematian: Lambat menurun
Pertumbuhan Alami: Lambat
Contoh: India sebelum PD II
3.   Tahap Akhir perkembangan
Tingkat Kelahiran: Menurun
Tingkat Kematian: Menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan Alami: Cepat
Contoh: Australia, Selandia Baru tahun ‘30an
4.   Tahap Stasioner rendah
Tingkat Kelahiran: Rendah
Tingkat Kematian: Rendah
Pertumbuhan Alami: Nol/sangat rendah
Contoh: Perancis sebelum PD II
5.   Tahap Menurun
Tingkat Kelahiran: Rendah
Tingkat Kematian: Lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan Alami: Negatif
Contoh: Jerman Timur & Barat tahun ‘75

Komponen yang mempengaruhi perubahan penduduk adalah:

a.    Kelahiran/Fertilitas
b.    Kematian/Mortalitas
c.    Migrasi
Dari komponen perubahan penduduk tersebut dapat diperoleh persamaan berimbang penduduk (balancing equation):
Pt = Po + (B – D) + (I – E)
Keterangan:
Pt = Banyaknya penduduk pada tahun t
Po = Banyaknya penduduk pada tahun awal
B = Banyaknya kelahiran pada periode o ke t
D = Banyaknya kematian pada periode o ke t
I = Banyaknya migrasi masuk pada periode o ke t
E = Banyaknya migrasi keluar pada periode o ke t
Dari persamaan di atas diperoleh:
B – D = pertumbuhan penduduk alami (natural increase)
I – E = migrasi netto (social increase

Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar anatara lain :
·         Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa - sangat jarang diKalimantan dan Irian.
·       Piramida penduduk masih sangat melebar, kelompok balita dan remaja masihsangat besar.
·  Angkatan kerja sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun.
·         Distribusi kegiatan ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di Jakarta dan kota-kota besar dipulau Jawa.
·         Pembangunan infrastruktur masih tertinggal; belum mendapat perhatian serius
·   Indeks kesehatan masih rendah; Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayimasih tinggi

LINGKUNGAN DEMOGRAFI

·         Pertumbuhan Populasi  Dunia
Pertumbuhan populasi dan konsumsi yang tidak terkendali akan menyebabkan pasokan pangan yang tidak mencukupi, habisnya mineral yang penting, kepadatan populasi, populasi dan penurunan mutu kehidupan secara keseluruhan.
·         Bauran Usia Populasi
Dengan lebih banyaknya usia muda pada lingkungan tersebut maka permintaan untuk kalangan muda lebih banyak dibandingkan dengan usia lanjut.
·         Pasar Etnis dan Pasar Lain
Mengkonsumsi barang juga ditentukan oleh budaya lingkungan tersebut. Misalnya dijepang permintaan akan salad lebih besar disbanding Indonesia karena masyarakat  jepang biasa memakan salad.
·         Kelompok Pendidikan
Dilingkungan yang berpendidikan misalnya Amerika, permintaan akan buku dan alat-alat pendidikan akan lebih banyak
·         Pola Rumah Tangga
Status sosial juga menentukan pola konsumsi, wanita yang lajang lebih membutuhkan apartement yang lebih kecil dibandingkan dengan yang sudah bersuami.

Demografi Dalam Target Pasar

Variabel-variabel demografis merupakan dasar yang paling popular untuk membedakan kelompok-kelompok pelanggan. Salah satu alesannya adalah keinginan, preferensi (kesukaan), dan tingkat pemakaian konsumen sering sangat berhubungan dengan variable-variabel demografis.

·         Usia dan Tahap Siklus Hidup. Keinginan dan kemampuan konsumen berubah sejalan dengan usia.
·         Tahap Hidup. Tahap hidup menentukan persoalan utama, seperti mau bercerai, mau menikah lagi, mau membeli rumah baru dan lain –lain.
·         Jenis Kelamin. Pria dan wanita cenderung memiliki orientasi sikap dan perilaku yang berbeda, sebagian didasarkan pada unsur genetic dan sebagian pada praktik sosialisasi.
·     Penghasilan. Segmentasi menurut penghasilan merupakan praktik lain yang bertahan lama dalam jenis-jenis barang dan jasa, seperti otomotif, perahu, pakaian, kosmetik, perjalanan.
·     Generasi. Setiap generasi sangat dipegaruhi oleh lingkungan tempat ia dibesarkan, misal film, politik, musik, dan kejadian –kejadian pada periode tersebut.
·         Kelas sosial. Kelas sosial memiliki pengaruh kuat terhadap preferensi seseorang atas mobil, pakaian, aktivitas rekreasi, kebiasaan membaca.

HUBUNGAN DEMOGRAFI DENGAN SEGMENTASI PEMASARAN
Segmentasi pasar (market segmentasion) adalah proses dimana dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengarahkan mereka untuk merespon tawaran produk / jasa dan program pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama.
Segmentasi pasar, penetapan pasar, dan sasaran yang kuat. Ketiganya harus diputuskan dan ditetapkan dengan tepat jika perusahaan ingin berhasil dalam mengelola hubungan produk-pasar tertentu. Lebih-lebih perusahaan-perusahaan yang sukses mampu meningkatkan hubungan ini dan membuat lompatan jauh disbanding para pesaing mereka.
Manfaat segmentasi pasar:
1.   Segmentasi mengidentifikasi pengembangan produk baru
2.   Segmentasi membantu dalam mendesain program-program pemasaran yang paling efektif untuk mencapai kelompok-kelompok pelanggan yang homogeny
3. Segmentasi memperbaiki alokasi strategis sumber daya pemasaran pengelolaan hubungan pasar, segmentasi pasar, penempatan pasar sasaran, dan penentuan posisi produk.

Segmentasi demografi memisahkan pasar kedalam kelompok-kelompok yang didasarkan pada variabel demografis seperti umur, jenis kelamin, besarnya keluarga, siklus hidup keluarga, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, dan kebangsaan.

PERAN DATA DEMOGRAFI DALAM PEMASARAN
Data demografi adalah serangkaian informasi mengenai profil target pasar. Data ini dimanfaatkan sebagai dasar langkah usaha pemasaran barang/jasa.
Data demografi merupakan serangkaian data statistik yang merupakan informasi mengenai usia, gender, dan pendapatan. Data ini umumnya digunakan oleh bisnis untuk mengidentifikasikan target pasar bagi barang dan jasa mereka. Demografi umumnya digunakan untuk memberitahukan mengenai siapa pelanggan apa, dimana lokasi mereka, apa gender mereka dan bagaimana Anda ingin produk Anda dibeli oleh mereka. Dengan data demografi kita dapat melaksanakan proses pemasaran lebih terinci dan efisien, sesuai dengan target pasar.

daftar pustaka : philip kottler (dasar pemasaran) dan internet

Kamis, 18 Oktober 2012

DEMOGRAFI

Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti ’Demos’ adalah rakyat atau penduduk dan ’Grafein’ adalah menulis. Jadi Demografi adalah tulisan atau karangan mengenai penduduk. Istilah ini pertama kali dipakai untuk pertama kalinya oleh Achille Guilard dalam karangannya yang berjudul ’Elements de Statistique Humaine on Demographic Compares’ pada tahun 1885.

Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

Demografi terus berkembang, Methorst dan Sirks membedakan masalah penduduk menjadi 2 yaitu secara kuantitatif dan kualitatif, namun pendapat ini kurang mendapat dukungan. Adolphe Laundry pada tahun 1937 menyarankan istilah PURE DEMOGRAPHY dan idenya mendapat sambutan positif. Pure demography atau demografi murni/formal adalah cabang ilmu demografi yang bersifat analisis matematik yang menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan. Setelah itu muncul ilmu-ilmu lain yang berkaitan seperti Social Demography, Demographic Sociology, Population Studies dll. 

Tujuan penggunaan demografi ada 4 yaitu:
1) Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
2) Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3) Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4) Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

Beberapa aplikasi penggunaan demografi antara lain;
·         kesehatan masyarakat (fertilitas dan mortalitas)
·         penggunaan tanah (pertumbuhan penduduk, dan distribusinya)
·         penggunaan sekolah, fasilitas umum (jumlah penduduk, struktur umur, distribusi penduduk)
·         pemasaran
·         ketenagakerjaan (jumlah penduduk, struktur umur dan distribusinya).
Pada awal abad 20, tampak bahwa tingkat kematian turun di berbagai Negara Barat dan tingkat kelahiran juga turun. Kondisi ini menimbulkan teori demografi yang utama yaitu : Teori Transisi Demografi. Transisi demografi pada dasarnya mengacu pada perubahan dari satu situasi stationary (saat dimana pertumbuhan penduduk 0) ke situasi lainnya. Menurut Blacker (1947) ada 5 phase dalam teori transisi demografi, dimana khususnya phase 2 dan 3 adalah phase transisi.

Tahap-tahap dalam Transisi Demografi:
1. Tahap Stasioner tinggi
Tingkat Kelahiran: Tinggi
Tingkat Kematian: Tinggi
Pertumbuhan Alami: Nol/sangat rendah
Contoh: Eropa abad 14
2. Tahap Awal perkembangan
Tingkat Kelahiran: Tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat Kematian: Lambat menurun
Pertumbuhan Alami: Lambat
Contoh: India sebelum PD II
3. Tahap Akhir perkembangan
Tingkat Kelahiran: Menurun
Tingkat Kematian: Menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan Alami: Cepat
Contoh: Australia, Selandia Baru tahun ‘30an
4. Tahap Stasioner rendah
Tingkat Kelahiran: Rendah
Tingkat Kematian: Rendah
Pertumbuhan Alami: Nol/sangat rendah
Contoh: Perancis sebelum PD II
5. Tahap Menurun
Tingkat Kelahiran: Rendah
Tingkat Kematian: Lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan Alami: Negatif
Contoh: Jerman Timur & Barat tahun ‘75

Komponen yang mempengaruhi perubahan penduduk adalah:
1. Kelahiran/Fertilitas
2. Kematian/Mortalitas
3. Migrasi
Dari komponen perubahan penduduk tersebut dapat diperoleh persamaan berimbang penduduk (balancing equation):
Pt = Po + (B – D) + (I – E)
Keterangan:
Pt = Banyaknya penduduk pada tahun t
Po = Banyaknya penduduk pada tahun awal
B = Banyaknya kelahiran pada periode o ke t
D = Banyaknya kematian pada periode o ke t
I = Banyaknya migrasi masuk pada periode o ke t
E = Banyaknya migrasi keluar pada periode o ke t
Dari persamaan di atas diperoleh:
B – D = pertumbuhan penduduk alami (natural increase)
I – E = migrasi netto (social increase

Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar anatara lain :
Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa - sangat jarang diKalimantan dan Irian.
Piramida penduduk masih sangat melebar, kelompok balita dan remaja masihsangat besar.
Angkatan kerja sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun.
Distribusi kegiatan ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di Jakarta dan kota-kota besar dipulau Jawa.
  Pembangunan infrastruktur masih tertinggal; belum mendapat perhatian serius
•  Indeks kesehatan masih rendah; Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayimasih tinggi

LINGKUNGAN DEMOGRAFI
·         Pertumbuhan Populasi  Dunia
Pertumbuhan populasi dan konsumsi yang tidak terkendali akan menyebabkan pasokan pangan yang tidak mencukupi, habisnya mineral yang penting, kepadatan populasi, populasi dan penurunan mutu kehidupan secara keseluruhan.
·         Bauran Usia Populasi
Dengan lebih banyaknya usia muda pada lingkungan tersebut maka permintaan untuk kalangan muda lebih banyak dibandingkan dengan usia lanjut.
·         Pasar Etnis dan Pasar Lain
Mengkonsumsi barang juga ditentukan oleh budaya lingkungan tersebut. Misalnya dijepang permintaan akan salad lebih besar disbanding Indonesia karena masyarakat  jepang biasa memakan salad.
·         Kelompok Pendidikan
Dilingkungan yang berpendidikan misalnya Amerika, permintaan akan buku dan alat-alat pendidikan akan lebih banyak
·         Pola Rumah Tangga
Status sosial juga menentukan pola konsumsi, wanita yang lajang lebih membutuhkan apartement yang lebih kecil dibandingkan dengan yang sudah bersuami.

Demografi Dalam Target Pasar
Variabel-variabel demografis merupakan dasar yang paling popular untuk membedakan kelompok-kelompok pelanggan. Salah satu alesannya adalah keinginan, preferensi (kesukaan), dan tingkat pemakaian konsumen sering sangat berhubungan dengan variable-variabel demografis.
v    Usia dan Tahap Siklus Hidup. Keinginan dan kemampuan konsumen berubah sejalan dengan usia.
v     Tahap Hidup. Tahap hidup menentukan persoalan utama, seperti mau bercerai, mau menikah lagi, mau membeli rumah baru dan lain –lain.
v     Jenis Kelamin. Pria dan wanita cenderung memiliki orientasi sikap dan perilaku yang berbeda, sebagian didasarkan pada unsur genetic dan sebagian pada praktik sosialisasi.
v  Penghasilan. Segmentasi menurut penghasilan merupakan praktik lain yang bertahan lama dalam jenis-jenis barang dan jasa, seperti otomotif, perahu, pakaian, kosmetik, perjalanan.
v      Generasi. Setiap generasi sangat dipegaruhi oleh lingkungan tempat ia dibesarkan, misal film, politik, musik, dan kejadian –kejadian pada periode tersebut.
v     Kelas sosial. Kelas sosial memiliki pengaruh kuat terhadap preferensi seseorang atas mobil, pakaian, aktivitas rekreasi, kebiasaan membaca.

HUBUNGAN DEMOGRAFI DENGAN SEGMENTASI PEMASARAN
Segmentasi pasar (market segmentasion) adalah proses dimana dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengarahkan mereka untuk merespon tawaran produk / jasa dan program pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama.
Segmentasi pasar, penetapan pasar, dan sasaran yang kuat. Ketiganya harus diputuskan dan ditetapkan dengan tepat jika perusahaan ingin berhasil dalam mengelola hubungan produk-pasar tertentu. Lebih-lebih perusahaan-perusahaan yang sukses mampu meningkatkan hubungan ini dan membuat lompatan jauh disbanding para pesaing mereka.
Manfaat segmentasi pasar:
1. Segmentasi mengidentifikasi pengembangan produk baru
2. Segmentasi membantu dalam mendesain program-program pemasaran yang paling efektif untuk mencapai kelompok-kelompok pelanggan yang homogen
3. Segmentasi memperbaiki alokasi strategis sumber daya pemasaran pengelolaan hubungan pasar, segmentasi pasar, penempatan pasar sasaran, dan penentuan posisi produk.

Segmentasi demografi memisahkan pasar kedalam kelompok-kelompok yang didasarkan pada variabel demografis seperti umur, jenis kelamin, besarnya keluarga, siklus hidup keluarga, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, dan kebangsaan.

PERAN DATA DEMOGRAFI DALAM PEMASARAN
Data demografi adalah serangkaian informasi mengenai profil target pasar. Data ini dimanfaatkan sebagai dasar langkah usaha pemasaran barang/jasa.
Data demografi merupakan serangkaian data statistik yang merupakan informasi mengenai usia, gender, dan pendapatan. Data ini umumnya digunakan oleh bisnis untuk mengidentifikasikan target pasar bagi barang dan jasa mereka. Demografi umumnya digunakan untuk memberitahukan mengenai siapa pelanggan apa, dimana lokasi mereka, apa gender mereka dan bagaimana Anda ingin produk Anda dibeli oleh mereka. Dengan data demografi kita dapat melaksanakan proses pemasaran lebih terinci dan efisien, sesuai dengan target pasar.


daftar pustaka : philip kottler (dasar pemasaran) dan internet

Senin, 08 Oktober 2012

aspek-aspek perilaku konsumen

Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang untuk mendapatkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya yang melalui beberapa tahap sebelum memutuskan untuk memilih barang. Perilaku konsumen tidak hanya ditentukan oleh diri sendiri. Tetapi juga dipengaruhi oleh faktor luar dalam pengambilan keputusan untuk berkonsumsi.

Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu:
1. Demografis, psikografis, dan kepribadian. Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian populasi. Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya.
2. Motivasi Konsumen. Keinginan konsumen dalam memiliki benda yang diinginkan akan membuat ia terobsesi untuk memenuhi kebutuhan maupun keinginannya.
3. Pengetahuan Konsumen. Pengetahuan konsumen penting dalam pengambilan keputusan mengenai produk yang ia inginkan sehingga tidak tertipu oleh penjual di pasar.
4. Intensi, Sikap, Kepercayaan, dan Perasaan Konsumen. Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang konsumen mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Suatu kepercayaan dibentuk dari pengetahuan. Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu.

Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
Menurut Mowen (1995), Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa.

Tipe – Tipe Perilaku Pembelian :
Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Budget Allocation (Pengalokasian budget) Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak) Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.
c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk) Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya) Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.

Proses pengambilan keputusan pembelian Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
 4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

Faktor-faktor yang mempengarui Terdapat 4 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut

Selasa, 17 April 2012

Demokrasi Antara Teori dan Pelaksanaannya di Indonesia

A. Arti, Makna dan Manfaat Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, kratos berarti pemerintah. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan.
Manfaat demokrasi diantaranya yaitu:
• Kesetaraan sebagai Warga Negara
• Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum
• Plualisme dan kompromi
• Menjamin hak-hak dasar
• Pembauran kehidupan social

B. Nilai-nilai Demokrasi

Nilai-nilai demokrasi membutuhkan hal-hal berikut:
1) Kesadaran akan pluralism. Demokrasi menjamin keseimbangan hak dan kewajiban warga negara yang sangat penting bagi warga Negara Indonesia yang memiliki beragam sisi etnis, bahasa, budaya dan agama.
2) Sikap yang jujur dan fikiran yang sehat.
3) Demokrasi membutuhkan kerja sama antarwarga masyarakat dan sikap serta itikad baik.
4) Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Demokrasi mengharuskan adanya kesadaran untuk dengan tulus menerima kemungkinan kompromi atau kekalahan dalam pengambilan keputusan.
5) Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi memerlukan pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan dalam berbuat dan mencapai tujuan.

C. Prinsip dan Parameter Demokrasi

Menurut Robert A. Dahl terdapat tujuh prinsip demokrasi yang harus ada dalam system pemerintahan, yaitu:
1) Adanya kontrol atau kendali atas keputusan pemerintahan. Pemerintah dalam mengambil keputusan masih dikontrol oleh lembaga legislatif yaitu DPR dan DPRD. Misalnya dalam keterlibatan DPR dalam penyusunan anggaran, penyusunan peraturan perundangan dan uji kepatutan dan kelayakan untuk mengangkat pejabat negara.
2) Adanya pemilihan yang teliti dan jujur. Demokrasi dapat berjalan dengan baik apabila adanya pertisipasi aktif dari warga yang bersifat teliti dan jujur.
3) Adanya hak memilih dan dipilih. Hak memilih untuk memberikan hak pengawasan rakyat dan hak dipilih untuk memberikan kesempatan memenuhi persyaratan untuk dipilih.
4) Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman.
5) Adanya kebebasan mengakses informasi. Demokrasi membutuhkan informasi yang akurat, untuk itu setiap warga negara harus mendapatkan akses informasi yang memadai.
6) Adanya kebebasan berserikat yang terbuka. Adanya serikat pekerja, terbukanya sistem politik memungkinkan rakyat memberikan aspirasi secara terbuka dan lebih baik.
Kebebasan berserikat dan berpolitik juga sudah dijamin undang-undang. UU Nomor 21 Tahun 2001 dan UU Nomor 13 Tahun 2003 menjamin kebebasan warga negara untuk berserikat dan berkumpul.
Parameter untuk mengukur demokrasi dapat dilihat dari empat hal yaitu:
1) Pembentukan pemerintah melalui pemilu. Pemerintah yang dihasilkan dari pemilu diharapkan dapat menggambarkan keinginan rakyat sehingga memudahkan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai rakyat.
2) Sistem pertanggungjawaban pemerintah.
3) Pengaturan sistem dan distribusi kekuasaan negara.
4) Pengawasan oleh rakyat

D. Jenis-jenis Demokrasi

1) Demokrasi Berdasarkan Cara Menyampaikan Pendapat
a. Demokrasi Langsung
Dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.
b. Demokrasi Tidak Langsung Atau Demokrasi Perwakilan
Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui pemilu.
c. Demokrasi Perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat
Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan demokrasi perwakilan.

2) Demokrasi Berdasarkan Titik Perhatian atau Prioritas
a. Demokrasi Formal
ini secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi.
b. Demokrasi Material
Demokrasi material memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang sosial-ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas.
c. Demokrasi Campuran
Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua demokrasi tersebut diatas.
3) Berdasarkan Prinsip Ideologi
a. Demokrasi Liberal
Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu.
b. Demokrasi Rakyat atau Demokrasi Proletar
Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat.

4) Berdasarkan Wewenang Dan Hubungan Antar Alat Kelengkapan Negara
a. Demokrasi Sistem Parlementer
Ciri-ciri pemerintah parlementer antara lain:
• DPR lebih kuat daripada pemerintah
• Kepala pemerintah/ kepala eksekutif disebut Perdana Mentri dan memimpin kabinet dengan sejumlah menteri yang bertanggung jawabkepada DPR
• Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen
b. Demokrasi Sistem Presidensial
Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan system presidensial adalah sebagai brikut:
• Negara dikepalai presiden
• Kekuasaan eksekutif presiden dijalanka berdasarkan kedaulatan
• Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri


E. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

1) Demokrasi Parlementer
Demokrasi parlementer di pemerintahan kita telah dipraktikkan pada masa berlakunya UUD 1945 periode pertama (1945-1949) kemudian dilanjutkan pada masa berlakunya Republik Indonesia Serikat 1949 dan UUDS 1950.
2) Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin lahir dari keinsyafan, kesadaran dan keyakinan terhadap keburukan yang diakibatkan oleh praktik demokrasi parlementer yang melahirkan terpecahnya masyarakat, baik dalam kehidupan politik maupun dalam tatanan kehidupan ekonomi.
3) Demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Baru
Demokrasi pancasila mengandung arti bahwa dalam menggunakan hak-hak demokrasi haruslah disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan YME menurut agama dan kepercayaan masing-masing , menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan martabat dan harkat manusia, haruslah menjamin persatuan dan kesatuan bangsa, dan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan sosial
4) Demokrasi Langsung Pada Era Orde Reformasi
Orde reformasi ini merupakan konsensus untuk mengadakan demokratisasi dalam segala bidang kehidupan.


F. Pengembangan Sikap Demokrasi


Bangsa Indonesia saat ini pada era reformasi , sedang belajar menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Untuk mengembangkan sikap demokrasi, maka proses pembelajaran dan pendidikan akan lebih efektif bila dimulai dari dalam keluarga dan dalam dunia pendidikan formal. Namun demikian, praktikdemokrasi yang dijalankan pada masa orde baru masih tedapat berbagai penyimpangan yang tidak sejalan dengan ciri dan prinsip Demokrasi Pancasila.

Selasa, 03 April 2012

pengertian visi dan misi, berserta visi dari pendidikan kewarganegaraan

Visi
Menurut Wibisono (2006, p.43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian dari seorang individu, oraganisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan ‘want to be’ dari seorang individu, organisasi atau perusahaan.Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi suatu individu, organisasi atau perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
Dalam visi juga terdapat nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan untuk menjamin suatu indivisu, organisasi atau perusahaan di masa depan seperti yang di ungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh Nawawi (2000:122), visi adalah pernyataan tentang tujuan individu, organisasi atau perusahaan yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang di layani, nila-nila yang di peroleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.
Visi yang efektif antara lain harus memiliki karakteristik seperti :
1. Imaginable (dapat di bayangkan).
2. Desirable (menarik).
3. Feasible (dapat dicapai).
4. Focused (jelas).
5. Flexible (aspiratif dan responsive terhadap perubahan lingkungan).
6. Communicable (mudah dipahami).
Visi bagi organisasi atau perusahaan dapat digunakan sebagai :
1. Penyatuan tujuan, arah dan sasaran organisasi atau perusahaan.
2. Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya.
3. Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan.
Misi
Misi sangatlah berbeda dengan visi. Misi adalah proses atau pernyataan yang harus dikerjakan oleh individu, organisasi atau perusahaan dalam usahanya mewujudkan visi. Jadi secara garis besarnya visi dengan misi walaupun sangat berbeda arti namun mempunyai hubungan yang sangatlah erat.Tidak mungkin ada visi apabila misi nya tidak ada.Dan begitu pula dengan misi tidak aka nada kalau visinya tidak ada. Misi juga memberikan arah dan batasan dalam proses pencapaian visi tersebut.

Visi Pendidikan Kewarganegaraan

Visi pendidikan kewarganegaraan :
Mengembangkan mahasiswa dalam disiplin ilmu, disiplin ilmu pendidikan, dan disiplin ilmu lainnya.Menjadi sumber nilai & pedoman yang dapat dicontoh serta diterapkan oleh para mahasiswa dalam kehidupan ssehari-hari serta dalam mengembangkan kepribadiannya sebagai warga Negara Indonesia yang taat ke pada negaranya serta mampu memahami dasar-dasar Negara serta hal-hal yang berkaitan dengan Negara dalam era globalisasi.
Serta menjadi sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa mementapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi intelektual, religius, berkeadaban, berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya.
Misi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan tinggi adalah untuk membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral.
Dalam era globalisasi sekarang ini setiap mahasiswa dtuntut untuk dapat mewujudkan nilai-nilai kenegaraan dan pancasila serta rasa kebanggaan dan cinta akan tanah airnya ditambah dengan tuntutan untuk mengikuti perkembangan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi), politik serta seni budaya.
Seiring perkembangan teknologi, setiap mahasiswa bukan hanya dituntut dapat mengaplikasikan.Namun juga dapat mengembangkan melalui berbagai macam metode.Salah satunya adalah dengan mengikuti penelitian di lembaga-lembaga yang berhubungan dengan riset dan penelitian.Serta pelatihan-pelatihan dan seminar yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diadakan oleh berbagai macam lembaga.



Kemudian perkembangan dalam ilmu politik, kita sebagai mahasiswa juga dituntut untuk tau berbagai perkembangan politik.Bukan hanya di Indonesia namun juga di dunia. Salah satu cara kita tau perkembangan politik adalah dengan sering membaca berita di Koran, menonton siaran berita di televisi dan juga sering mengadakan berbagai forum diskusi serta dialog yang berhubungan dengan ilmu politik.
Indonesia sebagai Negara dengan banyak ragam budaya dan bahasa sudah barang tentu kita sebagai mahasiswa wajib untuk mengembangkan serta juga melestarikannya.Banyak cara kita untuk mengembangkan serta melestarikan seni budaya yang ada di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan membuat unit pecinta budaya di universitas serta membuat lomba kesenian budaya. Selain itu kita juga dapat melestarikan seni budaya dengan cara ikut berpartisipasi dalam berbagai kesenian yang ada di dearah kita sesuai dengan minat dan bakat yang kita miliki.