Kamis, 06 Januari 2011

artikel



Kurang Darah Perkembangan Otak Terganggu

Anemia lebih banyak terjadi pada wanita dan remaja putri, dibandingkan dengan pria. “hal ini karena siklus biologis wanita yang meliputi menstruasi dan melahirka,” jelas dr. Pauline Endang.
            Anemia dalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht) dan sel darah merah (eritrosit) yang lebih rendah dibandingkan normal. Menurut teori, jika kadar Hb kurang dari 14 g/dl, Ht kurang dari 41% dan eritrosit kurang dari 4,5jt/ml pada pria, maka yang bersangkutan tersebut menderita anemia. Sedangkan pada wanita, mereka yang memiliki kadar Hb kurang dari 12 g/dl, Ht kurang dari 37% dan erotrosit kurang dari 4 jt/ml, dikatakan menderita anemia. Sedangkan untuk anak, standar WHO untuk anak sampai umur 6 tahun kadar Hb di bawah 11 g/dl dan untuk anak umur di atas 6 tahun kadar Hb di bawah 12 g/dl, dianggap menderita anemia.
Ciri-ciri penderita anemia
Gejala awal anemia berupa kulit pecat, rasa lelah, kurang energi, kuku mudah pecah, kurang nafsu makan, stamina tubuh menurun, sakit kepala dan konsentrasi menurun. Namun, jika mengalami anemia ringan tidak ada keluhan yang dirasakan oleh pasien. Sedangkan jika mengalami anemia berat, dapat berakibat sesak nafas, bahkan lemah jantung.
Penyebab menderita anemia
Penyebab utama menderita anemia yaitu penurunan produksi dan peningkatan penghancuran eritrosit. Penurunan produksi sel darah merah bisa disebabkan karena defisiensi zat besi, vitamin B 12 (anemia pernisiosa) dan/atau asam folat. Hipofungsi (ketidaksanggupan) sumsum tulang juga menyebabkan penurunan produksi sel darah merah.
            Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan, baik akut maupun kronik. Perdarahan menyebabkan tingkat penghancuran atau pemecahan sel darah merah, terjadi lebih cepat dibanding pembuatannya. Perdarahan akibat maag, haid, infeksi cacing atau akibat penggunaan obat-obat tertentu, berpotensi menyebabkan anemia.


Gangguan kognitif
Terdapat 3 proses yang menjadi dasar penyebab gangguan otak pada ADB.
Pertama, gangguan pembentukan myelin. Mielinisasi memerlukan zat besi yang cukup dan tidak dapat berlangsung baik, bila oligodendrosit mengalami kekurangan zat besi. Oligodendrosit merupakan sel yang memproduksi myelin dari kolesterol dan lipid. Myelin penting untuk kecepatan penghantaran rangsang.
Kedua, terjadi gangguan metabolisme neurotransmitter . gangguan tersebut berpengaruh pada produksi dopamin. Dopamin mempunyai efek pada perhatian, penglihatan, daya ingat, motivasi dan kontrol emosi.
Ketiga, adanya gangguan metabolisme energi protein. Gangguan ini terjadi karena zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hormon ribonukleotide reductase, yang penting untuk fungsi dan metabolisme lemak dan energi otak.


Sumber : Majalah OTC DIGEST

Tidak ada komentar:

Posting Komentar